Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4 Budaya Positif
JURNAL
REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4
BUDAYA
POSITIF
Pada kesempatan ini saya akan menuliskan Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4 tentang Budaya Positif. Jurnal refleksi ini ditulis secara rutin setiap dua minggu sekali. Menulis jurnal refleksi secara rutin sangat penting bagi seorang CGP karena akan memberi ruang untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankan sesuai sehingga dapat mengambil langkah berikutnya untuk dapat meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001).
Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga Anda dapat semakin mengenali diri sendiri. Jurnal refleksi ini saya gunakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway, yang mencakup: 1. Fact, 2. Feeling, 3. Findings, dan 4. Future (4F). Yang diterjemahkan menjadi 4P (1. Peristiwa, 2. Perasaan, 3. Pembelajaran, dan 4. Penerapan).
Kegiatan Modul 1.4 mulai dipelajari pada 28 Juni 2023 dengan alur belajar MERDEKA. Kegiatan pada modul ini di mulai dari diri dengan menjawab empat pertanyaan, yakni 1) pentingnya menciptakan suasana positif di lingkungan; 2) bagaimana saya menciptakan suasana positif di lingkungan saya; 3) hubungan antara menciptakan suasana positif dengan proses pembelajaran yang berpihak kepada murid; 4) penerapan disiplin saat ini di sekolah saya, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang masih perlu diperbaiki dan dikembangkan. Selain empat pertanyaan itu, saya juga menjawab pertanyaan yang isinya tentang refleksi diri, harapan untuk diri sendiri, harapan kepada siswa, dan ekspektasi.
Kegiatan dilanjutkan
dengan eksplorasi konsep mengenai disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan
universal, teori motivasi, hukuman dan
penghargaan, restitusi, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia dan dunia
berkualitas, restitusi - lima posisi kontrol, restitusi - segitiga restitusi.
Selanjutnya kegiatan ruang kolaborasi diisi dengan kerja
kelompok yaitu menganalisis
dan mempresentasikan kasus-kasus yang tersedia dalam LMS berdasarkan
konsep-konsep inti dalam modul budaya positif. Kegiatan selanjutnya berupa demonstrasi
kontekstual melakukan praktik segitiga restitusi dengan murid di sekolah.
Kegiatan berikutnya adalah mengikuti elaborasi pemahaman yang dilakukan secara virtual bersama instruktur, selanjutnya dari pemahaman tersebut kami membuat koneksi antar materi modul 1.1, 1.2, 1.3 dan 1.4 sehingga dapat mulai menyusun langkah dan strategi yang lebih efektif, konkret, dan realistis untuk mewujudkan budaya positif di sekolah dan di lanjutkan dengan aksi nyata serta menuliskan jurnal refleksi dwi mingguan.
2. FEELING (PERASAAN)
Setelah mempelajari modul 1.4 tentang budaya positif, saya merasa bersyukur banyak pengetahuan dan pengalaman yang saya dapatkan dari fasilitator, pengajar praktik dan juga rekan-rekan CGP hebat. Saya juga mendapatkan penguatan dan arahan untuk memposisikan diri sebagai manajer, karena selama ini saya masih pada posisi kontrol pembuat merasa bersalah dan posisi kontrol teman. Saya akan melakukan perubahan untuk menerapkan budaya positif, membuat keyakinan kelas dan menerapkan segitiga restitusi dalam menyelesaikan permasalahan murid.
3. FINDINGS (PEMBELAJARAN)
Pembelajaran yang saya dapatkan pada modul 1.4 adalah konsep disiplin positif yang merupakan unsur utama dalam terwujudnya budaya positif yang kita cita-citakan di sekolah. Disiplin sebagai bentuk kontrol diri, yaitu belajar untuk kontrol diri agar dapat mencapai suatu tujuan mulia. Tujuan mulia yang mengacu pada nilai-nilai atau prinsip-prinsip mulia yang dianut seseorang yang disebut sebagai nilai-nilai kebajikan (virtues) yang universal. Kita harus menumbuhkan motivasi intrinsik pada murid-murid kita, motivasi yang tidak akan terpengaruh pada adanya hukuman atau hadiah. Mereka akan tetap berperilaku baik dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal. Selain disiplin positif pembelajaran yang saya dapatkan bahwa murid dalam melakukan suatu perilaku bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, oleh karena itu kita sebagai seorang guru hendaknya berusaha untuk memposisikan diri pada posisi kontrol seorang manajer dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada murid dengan menerapkan segitiga restitusi sehingga murid kita mencapai student wellbeing (selamat dan bahagia).
Setelah mempelajari
materi modul 1.4. tentang budaya positif, saya terus melakukan perbaikan dan perubahan dalam
menerapkan budaya positif dan melaksanakannya secara kontinyu di sekolah. Berusaha
memahami kebutuhan yang diperlukan murid dalam mencapai merdeka belajar agar
mereka bisa memaknai proses pendidikan ini dengan menyenangkan dan menyadari
betapa pentingnya pendidikan untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka kelak,
dengan demikian akan terwujud murid dengan profil pelajar Pancasila.